Sabtu, 03 Agustus 2013

Tanda-Tanda Malam Lailatul Qodar



Tanda-tanda lailatul qadar

Rasulullah Saw. pernah mengabarkan tentang kapan akan datangnya malam lailatul Qodar
Beliau bersabda: “Carilah malam Lailatul Qadr di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim); dalam Hadis yang lain juga dijelaskan: “Berusahalah untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang fit, maka jangan sampai engkau lengah pada tujuh hari terakhir” (HR. Bukhori dan Muslim).
Berdasarkan hadis di atas, diketahui bahwa Lailatul Qadr terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu pada malam-malam ganjilnya 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadhan.
Keterangan bahwa turunnya Alqur’an pada 10 hari terakhir Ramadhan diperkuat oleh Syeikh
Safiur Rahman Mubarakpuri, penulis Sirah Nabawiyah. Mubarakpuri dalam buku Cahaya Di Atas Cahaya (2008: 40) menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw. mendapat wahyu pertama pada malam senin, tanggal 21 Ramadhan (10 Agustus 610 M.).

Menurut kalender yang didasarkan pada perputaran bulan (Qamariyah), saat itu Nabi berusia 40 tahun 6 bulan 12 hari. Sedangkan menurut kalender Masehi, Nabi berusia 39 tahun 3 bulan
22 hari. Keterangan Mubarakpuri di atas menguatkan pernyataan bahwa Alqur’an pertama sekali turun pada tanggal 21 Ramadhan dan bukan pada tanggal 17 Ramadhan.
Berdasarkan berbagai keterangan di atas, Alqur’an diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. pertama kalinya pada malam Lailatul Qadr, yang oleh sumber sejarah dijelaskan bahwa Nabi menerima wahyu pada malam 21 Ramadhan.
Jadi peristiwa Nuzulul Qur’an pertama sekali terjadi pada tanggal 21 Ramadhan, tepatnya pada hari senin, sebab sebagi besar ahli sejarah sepakat bahwa diangkatnya beliau menjadi Nabi adalah pada hari Senin. Dalil ini dianggap kuat karena Rasulullah ketika ditanya tentang puasa Senin beliau menjawab: “Di dalamnya aku dilahirkan dan di dalamnya diturunkan (wahyu) atasku” (HR. Muslim).
Peristiwa turunnya Alqur’an (Nuzulul Qur’an) sebagaimana yang biasa diperingati oleh umat
Islam Indonesia pada dasarnya tidak dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabatnya dan para tabi’in. Jika pun perayaan Nuzulul Qur’an tetap diperingati dengan niat dan alasan yang baik, hendaknya bukanlah sekadar seremonial belaka, tetapi melalui peringatan tersebut esensi Al-Qur’an sebagai peringatan bagi umat manusia’ dapat membawa bekas dalam diri umat Islam yang memperingatinya.
Sebagaimana Alqur’an menjelaskan: “Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman” (Al-A’raaf: 2). Wallahu A‘lam
Ceramah di atas berisi juga sejarah nuzulul quran, latar belakang nuzulul quran dan nuzulul quran pada tanggal 17 Ramadhan. Artikel ceramah di atas juga dapat dijadikan sebagai makalah nuzulul quran.


Hari/Tanggal : Selasa 23/07/2013
Penceramah : Ustad Muhammad
Tempat        : Masjid AL-MUTAKIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar