Tanda-tanda lailatul qadar
Beliau bersabda: “Carilah malam Lailatul Qadr di
(malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim);
dalam Hadis yang lain juga dijelaskan: “Berusahalah untuk mencarinya pada
sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang fit, maka jangan sampai
engkau lengah pada tujuh hari terakhir” (HR. Bukhori dan Muslim).
Berdasarkan hadis di atas, diketahui bahwa Lailatul
Qadr terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu pada malam-malam
ganjilnya 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadhan.
Keterangan bahwa turunnya Alqur’an pada 10 hari
terakhir Ramadhan diperkuat oleh Syeikh
Safiur Rahman Mubarakpuri, penulis Sirah Nabawiyah.
Mubarakpuri dalam buku Cahaya Di Atas Cahaya (2008: 40) menjelaskan bahwa Nabi
Muhammad Saw. mendapat wahyu pertama pada malam senin, tanggal 21 Ramadhan (10
Agustus 610 M.).
Menurut kalender yang didasarkan pada perputaran
bulan (Qamariyah), saat itu Nabi berusia 40 tahun 6 bulan 12 hari. Sedangkan
menurut kalender Masehi, Nabi berusia 39 tahun 3 bulan
22 hari. Keterangan Mubarakpuri di atas menguatkan
pernyataan bahwa Alqur’an pertama sekali turun pada tanggal 21 Ramadhan dan
bukan pada tanggal 17 Ramadhan.
Berdasarkan berbagai keterangan di atas, Alqur’an
diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. pertama kalinya pada malam
Lailatul Qadr, yang oleh sumber sejarah dijelaskan bahwa Nabi menerima wahyu
pada malam 21 Ramadhan.
Jadi peristiwa Nuzulul Qur’an pertama sekali
terjadi pada tanggal 21 Ramadhan, tepatnya pada hari senin, sebab sebagi besar
ahli sejarah sepakat bahwa diangkatnya beliau menjadi Nabi adalah pada hari
Senin. Dalil ini dianggap kuat karena Rasulullah ketika ditanya tentang puasa
Senin beliau menjawab: “Di dalamnya aku dilahirkan dan di dalamnya diturunkan
(wahyu) atasku” (HR. Muslim).
Peristiwa turunnya Alqur’an (Nuzulul Qur’an)
sebagaimana yang biasa diperingati oleh umat
Islam Indonesia pada dasarnya tidak dicontohkan
oleh Rasulullah, para sahabatnya dan para tabi’in. Jika pun perayaan Nuzulul Qur’an
tetap diperingati dengan niat dan alasan yang baik, hendaknya bukanlah sekadar
seremonial belaka, tetapi melalui peringatan tersebut esensi Al-Qur’an sebagai
peringatan bagi umat manusia’ dapat membawa bekas dalam diri umat Islam yang
memperingatinya.
Sebagaimana Alqur’an menjelaskan: “Ini adalah
sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam
dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang
kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman” (Al-A’raaf: 2).
Wallahu A‘lam
Ceramah di atas berisi juga sejarah nuzulul quran, latar
belakang nuzulul quran dan nuzulul quran pada tanggal 17 Ramadhan. Artikel
ceramah di atas juga dapat dijadikan sebagai makalah nuzulul quran.
Hari/Tanggal : Selasa 23/07/2013
Penceramah : Ustad Muhammad
Tempat : Masjid AL-MUTAKIN
Hari/Tanggal : Selasa 23/07/2013
Penceramah : Ustad Muhammad
Tempat : Masjid AL-MUTAKIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar